Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Siapa yang Sebenarnya Butuh Maaf?

(Ditulis pada mudik lebaran Juni 2017) Hari Raya Idul Fitri sangat erat sekali kaitannya dengan maaf memaafkan. Makna sebenarnya dari Hari Raya ini memang seorang muslim yang kembali Fitrah setelah sebulan penuh berjuang melawan hawa nafsu dan memohon maaf kepada kerabat dan sesama. Namun tidak jarang juga ditemukan bahwa maaf-memaafkan ini hanya ritual yang dilakukan dengan dasar "biasanya begitu" atau "etisnya begitu", bukan berangkat dari hati yang setulusnya memohon dan memberi maaf. Pun bisa jadi saya termasuk. Berbicara soal maaf memaafkan, akhir-akhir ini saya semakin menyadari bahwa setiap orang merespons segala apa yang dipikirkan dan dirasakannya dengan cara yang berbeda, apalagi perihal respons terhadap apa yang mengecewakan dan/atau menyakiti. Betul bahwa terlalu banyak faktor yang melatarbelakangi suatu respons tersebut. Baik kebiasaan, pengalaman, lingkungan, karakter, tingkat kedewasaan, kedalaman perasaan, besar harapan, dan lain sebagai

Tren Jual Beli Pahala

Gambar
Akhir-akhir ini saya sedikit terusik dengan cara beberapa orang mencari nafkah. Kejadian yang membuat saya sampai terpikir untuk menceritakan di medium ini terjadi beberapa minggu yang lalu (maaf, baru sempat di- post ). Malam itu di perjalanan pulang kantor ada pengamen yang naik ke bus yang saya naiki. Bermodal kecrekan yg terbuat dari botol terisi beras, ia bernyanyi. Sewaktu bernyanyi, saya baru tahu kalau dia ternyata gagu. Iya, dia gagu tapi dia memilih untuk jadi pengamen. Mohon maaf sebelumnya, tapi ini yang justru cukup mengusik saya. Bukan soal keberadaannya, tapi pilihannya. Betul bahwa ketidaksempurnaan indera itu bukan dia yang mau, saya bersimpati perihal yang satu ini. Tetapi  pekerjaan yang kita lakoni sehari-hari adalah pilihan. Kamu tahu kamu punya kemampuan/kelebihan di bidang tersebut, maka kamu pilih pekerjaan tersebut. Di luar ketidaksempurnaannya yang adalah bukan keinginan dia, pilihannya menjadi pengamen itu justru membuat saya sempat berpikir: &